Mengapa Anggaran Besar Pendidikan di Indonesia Belum Mampu Mengangkat Kualitas SDM?

Mengapa Anggaran Besar Pendidikan di Indonesia Belum Mampu Mengangkat Kualitas SDM?

Presiden sudah menganggarkan 549,5 T atau sebesar 20% dari APBN untuk sektor pendidikan. Ini merupakan anggaran yang sangat besar namun tidak sebanding dengan kontribusi sektor pendidikan kepada GDP Indonesia yang hanya sebesar 3,8% dan di bawah rata rata negara di Kawasan asia pasifik yaitu 4,6%. Bisa dibilang, budget yang diperuntukan untuk pendidikan di Indonesia sudah sangat besar, tetapi kontribusi dan impat-nya ternyata masih relative rendah.

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini

Kelebihan

  1. sistem pendidikan yang berfokus pada mata Pelajaran inti. Meskipun banyak orang yang bependapat sistem pendidikan di Indonesia terlalu generalis, terlalu banyak pelajarannya atau kurang focus tapi ternyata sistem seperti bisa membantu fondasi dan pengetahuan yang solid sehingga di Indonesia lebih banyak orang yang generalis dibandingkan spesialis. (Generalis merujuk kepada seseorang yang memiliki keterampilan, minat, hingga kebiasaan yang cukup variatif. Seorang generalis cenderung memiliki kemampuan di berbagai bidang. Dengan kata lain, para generalis ini memiliki berbagai keterampilan, meskipun pengetahuannya mungkin tidak terlalu dalam di bidang tertentu)
  2. Sistem pendidikan yang berstandar nasional. Sistem pendidikan di Indonesia berpedoman pada 1 kurikulum yang sama yang di Kelola oleh pemerintah yang akan membantu siswa-siswa dari sabang sampai Merauke mendapatkan pengajaran yang sama sehingga diharapkan dapat menciptakan kompensi yang rata (baik), walaupun pada implementasinya terdapat ketidakseimbangan kualitas sekolah pada daerah satu dengan yang lainnya.
  3. Terintegrasi dengan nilai-nilai nasionalisme. Sistem pendidikan di Indonesia pada penerapannya mengintegrasikan dengan nilai-nilai nasionalisme, hal itu bisa dilihat dari kegiatan upacara bendera, mata Pelajaran PPKN, dan Sejarah kebudayaan Indonesia yang menjadi bukti sistem pendidikan Indonesia sudah mengintegrasikan nilai nasionalisme dan patriotism. Dengan begitu siswa dapat mengerti dan mengapresiasi Sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Kelemahan

  1. Kurikulum di Indonesia tidak relevan dengan kebutuhan masa kini. Sudah banyak yang membahas tentang kurikulum di Indonesia yang sudah tidak relevan di gunakan pada masa kini. Kurikulum yang tidak mampu menyiapkan siswa untuk Bersaing di dunia kerja oleh yang menyebabkan tenaga kerja Indonesia kalah bersaing dengan tenaga kerja asing, atau belum mempunyai skill yang di butuhkan lapangan pekerjaan. Tingkat pengganguran tinggi tetapi ketika perusahaan membutuhkan pekerja sulit menemukan seseorang yang dibutuhkan.
  2. Ruang yang sempit untuk mengekplore minat siswa. Banyak artikel yang membahas tentang 90% mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan, ini membuktikan terbatasnya siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakatnya karena terlalu focus pada mata Pelajaran seperti matematika, sains, Bahasa dll dari jam 7 sampai jam 12 bahkan jam 3 sore belum lagi kerja kelompok dan lain lain yang akhirnya tidak ada waktu yang cukup untuk mengeksplore minat siswa.

Peluang dan potensi pendidikan di Indonesia untuk berkembang di masa depan

2045 indonesia emas atau cemas?

Indonesia emas adalah istilah yang digunakan untuk menandakan 1 abad negara republic indonesia Dimana banyak yang berharap negara Indonesia sudah bertransformasi menjadi negara maju yang sejajar dengan amerika,atau cina. Di tahun tersebut di prediksi Indonesia terkena bonus demografi yang mana sebagaian besar penduduk adalah usia produktif yang dapat meningkatkan perekonomian negara, tetapi hal tersebut bisa menjadi boomerang bagi Indonesia melihat demografi yang tinggi namun tidak diimbangi dengan kualitas sdm yang mumpunii

Bagaimana cara agar Indonesia siap menghadapi bonus demografi? Apakah pendidikan Indonesia sekarang siap menyambut bonus demografi? Sudah jelas belum.

  1. Perlu meningkatkan partisipasi penduduk terhadap pendidikan

menurut Statistik pendidikan indonesia 5% penduduk Indonesia tidak lulus sd, 25% penduduk Indonesia tidak lulus smp/sma. Tetapi salah satu faktor yang menentukan kualitas sdm suatu negara adalah seseorang yang lulus dari S1. Di tahun 2018, Cuma ada 20% penduduk Indonesia yang pernah berkuliah dan apabila di bandingkan dengan negara asia lainnya Tingkat sarjana di Indonesia tetap kalah misal Malaysia 25%, India 25%, dan China 44%. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian agar ada perkembangan yang lebih baik. Memang kuliah mungkin tidak menjamin kesuksesan tetapi tentunya banyak profesi-profesi yang mengharuskan kita berkuliah.

  • Kualitas guru

Kuantitas guru di Indonesia sudah berada di angka yang ideal sebagaimana Menurut pasal 17 peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru menyebutkan bahwa jenjang SD, SMP, dan SMA idealnya satu guru bertanggung jawab terhadap 20 murid. Tetapi tidak dibarengi dengan kualitas guru yang mumpuni. Peforma guru di indoensia secara rata-rata masih dibawah kkm yang hanya memperoleh 66,9% dan ini masih dibawah standar ideal yaitu 80%. Jadi Indonesia itu memiliki banyak guru tetapi tidak semua guru memiliki kualitas yang baik.

Harapan & ekspektasi pendidikan Indonesia

  1. Meningkatkan anggaran untuk guru

Memperbanyak pelatihan dan training guru membutuhkan anggaran yang besar agar dapat menciptakan kualitas guru yang baik. Peningkatan anggaran guru juga bukan hanya digunakan untuk pelatihan dan training tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru, karena dengan itu diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru.

  • Tingkatkan kualitas model kegiatan belajar dan mengajar

Banyak peneliti dan pengamat pendidikan yang menyoroti bahwa Indonesia sudah sering kali mengganti kurikulum tetapi belum menghasilkan hasil yang signifikan karena implementasinya belum maksimal dan belum merata. Oleh sebab itu penyelarasan kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain harus menguasai critical thinking dan problem solving yang baik, murid dan guru juga harus diajari tentang perkembangan zaman karena pada dunia kerja saat ini sudah menggunakan AI (artificial intelligence)

Referensi

  1. Statistic pendidikan Indonesia https://www.bps.go.id/id/publication
  2. COntrry overviewm of the education system (EAG 2022) https://gpseducation.oecd.org/
  3. Rapor guru dalam hasil uji kompetensi https://lokadata.id/artikel/rapor-guru-dalam-hasil-uji-kompetensi

Riyanto Wicaksono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *